Sadarilah bahwa anak meniru semua gerak-gerik orangtuanya baik yang nampak maupun tidak. Setiap kata yang Anda ucapkan, cara bergaul dengan sesama, sikap suami terhadap istri dan istri terhadap suami, bahkan hal-hal yang tidak tampak seperti kecemasan, keluhan, sifat sabar, pemaaf, toleran semuanya akan diserap dan ditiru.
Jika orangtua mencontohkan sifat-sifat baik, maka anak akan meniru berbuat baik. Jika orangtua gemar membincangkan hikmah dan iman kepada Tuhan, maka anak pun akan mengikuti. Jika orangtua berwajah cerah ceria, anak pun akan menampilkan keceriaan kepada setiap orang. Sebaliknya jika orangtua sering marah, anak pun akan kerap menunjukkan amarah.
Demikianlah, kedua orangtua adalah guru pertama sang anak sebelum mereka memasuki dunia sekolah. Di saat inilah kedua orangtua harus berjuang untuk menanamkan sifat-sifat baik sebanyak mungkin kepada anak, karena apa yang dipelajari pada fase pertama pendidikannya di dunia adalah bagai mengukir di atas batu, ia akan terpatri di dalam hati anak yang paling dalam (qalb). Apabila orangtua tidak berbohong, anak tidak akan berbohong; jika orangtua sering berseteru, anak akan menirunya, jika suami istri saling menghargai, anak akan belajar menghargai, jika kedua orangtuanya saling mencintai, anak akan menampakkan kualitas-kualitas cinta.
Maka nilai apa pun yang orangtua akan tanamkan kepada anak baru akan berhasil jika hal itu sudah dimiliki dan diamalkan olehnya. Anak tidak akan belajar sabar jika dalam hati orangtuanya masih didominasi oleh keluhan. Anak tidak akan tumbuh menjadi pemberani dalam kehidupan jika dalam hati orangtuanya masih penuh dengan ketakutan akan hari esok. Anak tidak akan belajar memaafkan jika rasa dendam masih menyala-nyala dalam hati orangtua.
Beginilah caranya orang tua mengajarkan anaknya, mereka menyatakan sesuatu tanpa harus bicara, menunjukkan sesuatu tanpa harus mendemonstrasikannya, yang mereka lakukan adalah mengamalkannya dalam keseharian.
Inilah jihad orangtua untuk memutus sayyiah (sifat-sifat buruk) kepada anaknya.
(Terjemahan Bebas dari "Raise the Children with God's Psychology" oleh Bawa Muhaiyyaddeen. Fellowship Press, 2007 terjemahan oleh Tessa Sitorini dari Celine Qoniah)