H. Juharto selaku Kades Banyuputih tersebut kembali terpilih menjadi ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) wilayah Kabupaten Situbondo. Kemenangannya itu, lantaran faktor hasil mengalah dari pesaingnya yang sebelumnya telah dilaksanakan pemungutan suara melalui voting bersama. Namun, karena persaingan yang cukup ketat (diantara keduanya), menciptakan perolehan hitungan suara dengan hasil draw dari rivalnya Ahmad Misuri, Kades Tokelan.
Dalam prosesnya, dari total 76 orang Kades yang hadir dan memiliki hak pilih, masing-masing kedua calon ketua APDESI mendapatkan hasil perolehan rekapitulasi yang berimbang dengan sama-sama mengantongi 38 suara. Sementara yang absen (tidak hadir), terpantau lebih dari 50 orang Kades yang tidak memberikan hak suaranya.
Menyadari proses penjumlahan hitungan perolehan suara antara Juharto dan Ahmad Misuri yang hasilnya setara, maka pemungutan ulang akan dilaksanakan pada putaran yang ke-dua.
Akan tetapi sangat disayangkan, sejumlah Kades setelah voting pada putaran pertama, banyak yang beranjak pulang (undur diri) tanpa mengetahui hasil rekapitulasi penghitungan akhir perolehan suara.
Sehingga keadaan seperti ini, membuat panitia berniat melangsungkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Namun, ternyata Ahmad Misuri lebih memilih mengalah karena suatu hal dan keadaan.
"Saya lebih mengutamakan kebersamaan dan kerukunan. Karena saya tidak ingin adanya perpecahan. Cuma gara-gara itu, nanti teman (Kades) jadi pecah. Biarlah ketua lama yang bertahan," Kata Kades Misuri menjelaskan.
Lebih lanjut ia menerangkan, "Kan seakan-akan dia mau bertahan. Tidak mau lagi ada tawaran. Ini mau jadi apa nanti. Akhirnya, biar suasana tidak vakum dan ada hasilnya, maka satu-satunya saya harus mengalah. Biayanya besar ini, maka harus ada hasilnya," tutupnya menyembunyikan kekecewaan.
Dilain pihak, Kades Mangaran Inar Raja sangat menyayangkan ketidakhadiran Kades dalam mengikuti momen Muscab tersebut, serta mengungkapkan rasa salutnya kepada Kades Tokelan, Ahmad Misuri atas kelegowoan hatinya yang rela mengalah.
"Saya sangat menyayangkan, masih ada beberapa Kades yang tidak hadir dalam momen Muscab ini. Dan hari ini, saya sangat salut dengan saudara saya Kades Tokelan yang sudah berbesar hati, rela mengakhiri kontestasi ini dengan menyerahkan kepada sang rival, yang notabene sudah pernah menjabat sebelumnya," tuturnya.
Padahal, lanjut Inar, di sisi lain sebagian besar anggota APDESI mengharapkan adanya perubahan dalam kepengurusan. Hal ini agar tercipta suasana baru dalam tubuh APDESI. Tapi apa dikata, sang rival tidak memahami hal itu dan justru memilih bertahan sebagai ketua.
Tak hanya disitu, ia melanjutkan, "Sekali lagi saya ucapkan salut kepada Kades Tokelan yang telah melepaskan haknya demi menjaga kebersamaan. Dan saya tegaskan APDESI butuh sosok pemimpin seperti beliau," paparnya.
Selain itu dalam keterangannya, Inar juga berharap agar suatu saat Kades Misuri mendapat kesempatan dan bisa membuktikan visi-misinya dalam mewarnai Situbondo.
"Satu kata untuk saudara Misuri, anda berjiwa hebat, yang selalu mengedepankan kebersamaan," pungkasnya.
Sementara, ketua APDESI terpilih Kades Juharto mengungkapkan apresiasinya kepada Kades Misuri. Sebab, dengan kebesaran hatinya mengalah, membuat organisasi Kades di Situbondo bisa terjaga stabilitasnya serta tidak sampai terpecah-pecah.
"Ada kebesaran hati dari pak Misuri, bahwa kita (perolehan suara) tidak mau dihitung kembali. Kita kompromi bersama. Alhamdulillah dengan kebesaran hati dari pak Misuri sehingga kami tidak menginginkan organisasi Kepala Desa terpecah," beber Juharto.
Pewarta: ACh
Publiser : D'Naja