'>'>NU Penyempurna Cahaya Allah SWT di Nusantara · Motor Penggerak -->

NU Penyempurna Cahaya Allah SWT di Nusantara

Sunday 11 August 2024, 17:00

Ajaran islam ahlus sunnah wal jamaah yg masuk ke indonesia yg dibawa oleh para wali Allah ( wali songo ) adalah cahaya Allah SWT, NU lahir untuk memperkuat, melestarikan dan mempertahankan cahaya tersebut. Dari mana kesimpulan ini diperoleh? 

Kesimpulan ini diperoleh dari tafsir isyary ayat al -Qu'an surat al taubah 32 yg berbunyi :


يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ


Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendakinya bakan Allah SWT  menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir ( tdak sejalan dg cahaya tersebut) tidak menyukai (al taubah 32).


Menurut kisah hadlarotus syekh KHR. As'ad Syamsul Arifin (1897-1990), ayat  tersebut pernah disampaikan syaikhuna kholil bangkalan sebagai jawaban terhadap kegundahan para 'ulama yg berjumlah 66 ulama ( dari jawa dan luar jawa ), dimana pada sekitar tahun 1920 an mereka suwan ke syaikhuna untuk menanyakan dan menyikapi adanya gerakan aliran islam modern yg punya jargon al 'audah ila al qur'an wa al-ssunnah (krmbali pada al qur'an dan assunnah) yg masuk ke indonesia pada awal abad 20. Masuknya faham atau paradigma ini dipandang mengancam terhadap keberlangsungan islam ASWAJA yg sudah mentradisi di masyarakat muslim indonesia, terutama dalam sistem bermadzhab yg berlandaskan al Qur'an, al sunnah, al ijma' dan al qiyas.


Kondisi ini cukup meresahkan para kiai2 pesantren yg mengajarkan aqidah, syari'at dan tashawwufnya menurut faham aswaja, yaitu aqidah asya'iroh maturidiyyah, salah satu madzhab fikih yg empat dan tashawwuf imam junaid al baghdadi dan al ghazali ( seperti yg dirumuskan dalam AD /ART NU ).


Atas dasar itulah para kiai pesantren bermusyawaroh, dan juga suwan sama syaikhuna khalil bangkalan. Melalui kurir dan khadam beliau yg bernama Kiai Nasib yg kemudian disampaikan ke KH. Muntaha ( Jengkebuwen ) menantu syaikhuna kholil, beliau menyampaikan ayat 32 al taubah tersebut sebagai jawaban kegelisahan para kiai2 pesantren karena munculnya ajaran yg kontra aswaja tersebut, setelah ada jawaban dari syaikhuna kholil maka para kiai dimaksud  merasa puas dan kegelisahannya hilang. Lalu apa hubungannya dg ayat tersebut?


Isyarah yg diberikan syaikhuna melalui al taubah 32 tersebut sejauh pandangan saya adalah sebagai berikut :


يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ


Gerakan kelompok modrenis tersebut bermaksud mematikan cahaya Allah ( islam aswaja ) dg berbagai narasi yg mereka buat. 

Potongan ayat ini mengisyarahkan tentang gerakan mereka yg akan memadamkan cahaya islam aswaja yg sdh mentetradisi di indonesia. Inilah yg membuat kegelishan para kiai dan ulama waktu itu. 

Kemudian dalam potongan ayat selanjutnya Allah berfirman :


وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ


Akan tetapi Allah tidak mau cahayanya diredupkan, bahkan Allah akan menyempurnakan cahayaNya. 

Potongan ayat inilah yg membuat para ulama dimaksud merasa tenang dan puas dg jawaban syaikhuna kholil. 


وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Walaupun banyak orang yg tdk suka terhadap penyempurnaan cahaya Allah ini.


Pertanyaan berikutnya adalah dengan cara apa Allah SWT menyempurnakan cahayanya? Apa hubungannya dengan lahirnya NU?


Masih dalam rangkaian isyaroh ayat tersebut maka pada awal tahun 1924 beliau syaikhuna mengirimkan tongkat (konon disebut tongkat nabi musa) ke hadlratus syekh KH. Hasyim Asy'ari melalui seorang santri KHR. As'ad Syamsul Arifin ( yg wkt itu sedang nyantri di bangkalan dan setelah syaikhuna wafat pindah ke tebuireng menjadi santri hadlaratus syekh Hasyim Asy'ari), dengan menyertakan atau membaca ayat 17-21 surat thaha..

وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى * قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى * قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَى * فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى * قَالَ خُذْهَا وَلا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الأُولَى} [طه:١٧ - ٢١].

Tafsir isyaroh ayat ini akan diurai pada tulisan berikutnya, banyak kandungan arti yg ada di dalamnya yg juga terkait dg perjalanan NU.


Dalam perjalanan dari bangkalan ke tebuireng banyak peristiwa yg dialami kia As'ad sepanjang perjalanan, seperti ejekan dan olokan orang2 di sekitar ampel, tidak ditarik ongkos di kendaraan dll, ini semua menggambarkan sesuatu yg terjadi pada perjalanan NU.


Dalam kisahnya beliau Kiai As'ad dawuh, ketika tongkat diserahkan ke hadlratus syekh KH. Hasyim Asy'ari, tongkat itu tdk langsung diterima tapi beliau nanya gaimana ceritanya, baru setelah Kiai As'ad cerita diterima dan beliau bilang " Kiai kholil menyerahkan tongkat nabi musa ke sya, ini tanda beliau merestui untuk mendirikan jam'iyyah 'Ulama" 


Masih th yg sama pada akhir tahun 1924 Syaikhuna menyuruh lagi santrinya Kiai As'ad ngantar Tasbih ke hadlratus syekh KH. Hasyim Asy'ari. Pada saat itu syaikhuna memegang tasbih diputar tiga kali dengan membaca

 " يا جبار يا قهار ".

Tasbih tersebut dikalungkan ke leher sang santri, setelah sampai ke tebuireng baru diambil langsung oleh kiai hasyim. Setelah sang santri bercerita prosesnya dan membacakan dua asmaul husna tersebut sepontan hadlratus syekh dawuh "siapa saja yg nyakiti NU hancur". Di saat itu kiai hasyim dawuh saya diemani oleh guru sya ( kiai kholil ) dan ini sya benar2 diijinkan untuk mendirikan Ja'iyyah Ulama'.


Keseimpulan :

Berdasarkan rangkaian peristiwa di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Islam aswaja yg dibawa oleh para pelopor rasulullah ke indonesia yg pertama kali masuk indonesia adalah cahaya Allah yg ada di nusantara.


2. Pada awal abad 21 terjadi peristiwa penyebaran ajaran kembali ke al qur'an dan assunnah yg mengancam keberlangsungan perjalanan cahaya Allah tersebut.


3. Allh SWT memberikan jaminan bahwa usaha peredupan terhadap cahayaNya itu akan gagal bahkan Allah menambah kekuatan cahaya tersebut.


4. Penyempurnaan cahaya tersebut terjadi setelah para ulama dan kiai2 pesantren mendeklarasikan lahirnya NU pada 31 Januari 1926.


5. NU adalah alat yg dijadikan Allah SWT sebagai penyempurna cahayanya.


Wallahu A'lam.

Situbondo, 11 Agustus 2024 M / 6 safar 1446 H.

KH.A.Muhyiddin Khotib. (Ketua PCNU Kabupaten Situbondo)


Link FB (Amkhotib khotib) : https://www.facebook.com/share/p/FqUjFmSD4kDYTjFo/?mibextid=qi2Omg

TerPopuler